Sakit gigi adalah salah satu masalah pada gigi dan mulut yang paling menyiksa. Ungkapan lebih baik sakit hati daripada sakit gigi nampaknya terdengar logis. Pasalnya, sakit gigi tidak hanya membuat Anda kesulitan untuk makan saja, namun juga dapat mempengaruhi suasana hati dan bahkan kesehatan Anda secara menyeluruh. Lantas, bagaimana cara mengobati sakit gigi yang ampuh? Simak ulasannya di bawah ini.
Memahami Sakit Gigi
Sakit gigi adalah rasa nyeri yang Anda rasakan di dalam atau di sekitar gigi. Intensitas nyeri yang ditimbulkan dapat berkisar dari ringan hingga parah. Anda bisa merasakan nyeri tajam yang terjadi secara terus menerus atau hilang timbul tidak menentu. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari tumbuh gigi, gusi bengkak, gigi berlubang, abses gigi (adanya nanah di dasar gigi), gigi retak/patah, tambalan gigi lama yang rusak dan lain sebagainya.
Gejala sakit gigi tidak hanya sekedar nyeri saja. Seringnya, kondisi ini disertai dengan banyak gejala lain yang tidak kalah menyiksa. Karena daerah rahang dan gusi yang berdekatan dengan gigi yang terinfeksi mengalami pembengkakan, Anda umumnya akan kesusahan untuk membuka mulut lebar-lebar. Akibatnya, proses menggigit dan mengunyah makanan jadi dua hal yang sulit dilakukan.
Sakit gigi juga dapat membuat gigi Anda sangat sensitif terhadap makanan manis serta suhu panas dan dingin. Jika tidak cermat dalam memilih makanan dan minuman yang dikonsumsi, gigi Anda akan terasa semakin nyut-nyutan. Bahkan gejala sakit gigi juga sering disertai dengan pusing, demam, sakit telinga, sakit leher, dan bau mulut. Keseluruhan gejala inilah yang membuat rasa sakit semakin menyiksa hingga menghambat aktivitas Anda sehari-hari.
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
Meski sakit gigi seringnya tidak mengancam nyawa, Anda jangan pernah menyepelekan kondisi ini. Dalam beberapa kasus, sakit gigi bisa jadi tanda dari kondisi serius yang membutuhkan penanganan medis segera. Anda harus segera berkonsultasi ke dokter apabila sakit yang Anda rasakan parah. Apapun penyebab yang mendasarinya, Anda juga harus berkonsultasi ke dokter jika rasa sakit yang muncul lebih dari dua hari dan disertai dengan demam, sesak napas, sakit luar biasa ketika membuka mulut, warna merah yang tidak wajar pada gusi, serta keluarnya cairan yang berbau tidak sedap.
Metode pengobatan yang dilakukan dokter akan bergantung pada penyebab sakit gigi yang Anda alami. Misalnya, dokter mungkin akan melakukan penambalan jika gigi Anda berlubang atau perawatan saluran akar gigi jika lubangnya sudah mencapai pulpa (mengenai syaraf gigi). Dokter juga mungkin akan melakukan prosedur cabut gigi jika hal tersebut memang satu-satunya jalan terbaik.
Berbagai Cara Mengobati Sakit Gigi di Rumah
Beberapa cara mengobati sakit gigi di bawah ini mungkin bisa dijadikan pertolongan darurat sebelum Anda pergi ke dokter. Berikut 3 cara mudah dan sederhana yang bisa Anda lakukan guna meredakan sakit gigi untuk sementara waktu:
1. Kompres Pakai Es Batu
Sakit gigi biasanya disertai dengan pipi bengkak. Untuk meredakan kondisi tersebut, Anda bisa mengompres pipi yang bengkak dengan es batu. Cara mengobati sakit gigi satu ini termasuk yang paling mudah dan sederhana. Selain meredakan bengkak, kompres dingin juga membantu untuk mengurangi nyeri serta perdarahan ke dalam jaringan gusi.
Kompres dingin dilakukan dengan cara membungkus beberapa keping es batu dalam sebuah handuk kecil. Lalu tempelkan handuk tersebut pada area pipi yang mengalami pembengkakan. Biarkan selama 15 menit-20 menit. Ulangi cara ini setidaknya tiga kali dalam sehari atau sampai bengkak di pipi Anda mereda.
2. Kumur dengan Air Garam
Sejak dahulu berkumur pakai air larutan garam merupakan cara mengobati sakit gigi yang paling populer. Air garam terbukti membantu meredakan peradangan serta rasa sakit di gusi dan gigi. Sebelum berkumur pakai air garam, sebaiknya Anda melakukan flossing gigi terlebih dahulu untuk membersihkan sisa makanan yang menempel di gigi. Kemudian siapkan 1-2 sendok makan garam dapur, lalu larutkan ke dalam segelas air hangat. Gunakan larutan garam tersebut untuk berkumur selama 30 detik, setelah itu buang. Ingat, air larutan garam ini tidak untuk ditelan. Jadi, pastikan Anda memuntahkan air larutan garam setelah berkumur.
3. Obat Pereda Nyeri
Cara mengobati sakit gigi lainnya yang bisa Anda coba di rumah adalah minum obat pereda nyeri. Ada banyak obat pereda nyeri yang dijual bebas di apotek tanpa resep dokter. Pastikan Anda membaca petunjuk pemakaian obat yang tertera pada label kemasan dengan teliti. Ingat, jika nyeri di gigi Anda tidak juga membaik, jangan ragu untuk segera mencari pertolongan medis ke dokter. Hal ini dilakukan agar Anda mendapatkan pengobatan yang tepat.
Cara Mengobati Sakit Gigi dengan Bahan Alami
Meredakan sakit gigi juga bisa dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan alami yang ada di dapur rumah Anda. Namun bahan-bahan alami tidak selalu aman. Itu sebabnya, penggunaannya perlu dilakukan secara hati-hati dan cermat. Selain itu, ingat pula bahwa bahan-bahan alami hanya sebagai pertolongan darurat, bukan sebagai obat penyembuh. Berkonsultasi ke dokter adalah cara terbaik untuk mengobati sakit gigi yang sedang Anda alami. Berikut 3 cara mengobati sakit gigi dengan bahan-bahan alami yang paling populer:
1. Kunyah Bawang Putih
Rempah satu ini ternyata menjadi salah satu cara mengobati sakit gigi yang bisa Anda coba di rumah. Bawang putih bersifat sebagai antiseptik dan antibiotik alami yang dapat membantu melawan infeksi. Senyawa allicin yang terkandung dalam bawang putih juga dapat membantu mengurangi rasa nyeri di gigi Anda. Siapkan satu siung bawang putih yang sudah dikupas lalu potong menjadi dua bagian. Kemudian, letakkan potongan bawang putih mentah tadi di bagian gigi yang sakit. Anda juga bisa mengunyah langsung bawang putih tersebut selama beberapa menit.
2. Daun Jambu Biji
Penelitian menyebutkan bahwa daun jambu biji memiliki sifat anti radang yang dapat membantu menyembuhkan luka. Tidak hanya itu saja, daun jambu biji juga memiliki sifat antimikroba yang dapat membantu melindungi kesehatan gigi dan mulut Anda. Cara mengobati sakit gigi menggunakan daun jambu biji sangat mudah. Anda bisa mengunyah daun jambu biji segar secara langsung.
Akan tetapi, pastikan Anda mencuci bersih daun jambu biji sebelum mengkonsumsinya. Jika tidak suka mengunyah daun jambu biji mentah, cobalah untuk menambahkan daun jambu biji yang sudah dihancurkan ke dalam air mendidih. Setelah menghangat, Anda bisa menggunakan larutan tersebut sebagai obat kumur.
3. Cengkih
Minyak cengkih terbukti secara efektif mampu meredakan rasa sakit dan mengurangi peradangan untuk sementara waktu. Pasalnya cengkih mengandung senyawa eugenol, yang berperan sebagai antiseptik alami. Anda bisa memanfaatkan cengkih sebagai obat kumur dengan banyak cara. Pertama, Anda bisa menggigit kapas yang sudah direndam atau diberi minyak cengkih ke bagian gigi yang sakit. Kedua, Anda juga bisa mencampurkan setetes minyak cengkih ke dalam segelas air hangat dan dapat digunakan sebagai obat kumur. Lakukan cara ini beberapa kali per hari.
Berbagai Pilihan Obat Sakit Gigi di Apotek
Kebanyakan obat sakit gigi bisa Anda beli di apotek terdekat tanpa perlu menebus resep dokter. Namun, sebaiknya tetap konsultasi dulu ke dokter gigi untuk mencari obat mana yang paling pas untuk Anda.
Pilihan obat sakit gigi yang dapat ditemui di apotek sebagai berikut.
1. Hidrogen peroksida 3%
Hidrogen peroksida adalah antiseptik cair yang sering dijadikan obat kumur untuk membunuh bakteri serta kuman penyebab terjadinya masalah gigi dan gusi termasuk sariawan juga radang gusi.
Cukup larutkan hidrogen peroksida dengan air lalu kumur-kumur selama 30 detik. Setelahnya segera buang dan kumur lagi dengan air bersih. Ingat, cairan hidrogen peroksida harus dilarutkan dulu karena bentuk murninya bisa melukai mulut dan gusi.
2. Paracetamol
Paracetamol termasuk obat golongan NSAID (Obat antiinflamasi nonsteroid). Mengutip hasil studi jurnal Annals of Maxillofacial Surgery, obat ini juga bisa membantu meredakan sakit gigi terutama untuk rasa nyeri yang terjadi setelah cabut gigi.
Paracetamol bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin di otak sehingga mampu menghentikan rasa sakit. Paracetamol juga dapat menurunkan demam dan meringankan sakit kepala yang sering muncul akibat sakit gigi.
Obat ini tersedia di Indonesia dalam berbagai merek seperti Panadol, Biogesic, Sumagesic, Bodrex, dan sebagainya.
Dosis paracetamol untuk mengobati sakit gigi, antara lain:
- Orang dewasa: 1000 mg tiap 6-8 jam atau 2 tablet 500 mg diminum tiap 4-6 jam.
- Anak yang berusia 12 atau lebih: 325-650 mg tiap 4-6 jam atau 1000 mg 3-4 kali sehari. Dosis maksimal harian: 4000 mg/hari.
- Anak berusia lebih dari 6 bulan hingga 12 tahun: 10-15 mg/kg/ dosis tiap 4-6 jam saat diperlukan dan jangan melebihi 5 dosis dalam 24 jam. Total dosis maksimal harian: 75 mg/kg/hari tidak melebihi 3750 mg/hari.
Namun apabila Anda punya alergi atau masalah serius pada hati, Anda tidak dianjurkan untuk meminum paracetamol ini. Pastikan Anda membaca cara pakainya terlebih dulu pada label kemasan.
3. Ibuprofen
Sama seperti paracetamol, ibuprofen juga tergolong NSAID yang bisa menjadi cara mengobati sakit gigi dan masalah penyerta lainnya. Namun, hindari minum ibuprofen saat perut kosong karena akan melukai lambung.
Ibuprofen sebagai obat anti-inflamasi nonsteroid diklaim dapat bekerja dengan baik untuk sakit gigi karena mampu mengurangi masalah peradangan. Hal ini umum terjadi ketika terjadi nyeri pada gigi Anda.
Ibuprofen merupakan jenis obat generik yang tersedia dalam berbagai merk, seperti Brufen, Proris, Arfen, Advil, Motrin, dan masih banyak lagi.
Dosis ibuprofen untuk mengatasi sakit gigi sebagai berikut:
- Orang dewasa dan remaja: Sekitar 200-400 mg setiap 4-6 jam, tergantung dengan kebutuhan dan rasa sakit yang dirasakan. Batas dosis yang paling tinggi adalah 3200 mg/hari (jika mendapatkannya dari resep).
- Anak di atas 6 bulan: Dosisnya disesuaikan dengan berat badan. Dosis ini biasanya ditentukan oleh dokter, tetapi biasanya 10 mg/kg setiap 6-8 jam sekali atau 40 mg/kg per hari. Pemberian ibuprofen pada anak-anak sebaiknya di bawah pengawasan dokter.
Ibuprofen bisa menimbulkan efek samping ringan hingga berat. Beberapa efek samping ringan dari obat ini meliputi mual, muntah, perut kembung, gugup, sakit kepala, telinga berdenging, dan gangguan pencernaan seperti sembelit atau diare.
Sementara efek samping cukup berat yang perlu diwaspadai adalah nyeri dada, sesak napas, feses berwarna hitam/berdarah, urin berwarna gelap, serta kulit dan mata menguning. Bila rasa sakit sudah hilang, segera hentikan penggunaan obat ini. Sebab, ibuprofen tidak boleh dikonsumsi dalam jangka panjang.
Pastikan Anda selalu membaca petunjuk pemakaian obat beserta dosis yang dianjurkan. Jika Anda mengalami efek samping, segera hentikan pemakaian obat ini dan hubungi dokter.
4. Naproxen
Naproxen adalah obat pereda nyeri yang juga sering digunakan untuk mengobati sakit gigi. Obat sakit gigi ini tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis 220 mg. Contoh merek obat naproxen adalah Xenifar.
Dosis obat sakit gigi naproxen sebagai berikut:
- Orang dewasa: 550 mg naproxen sodium diminum sekali, diikuti oleh 550 mg naproxen sodium setiap 12 jam, atau 275 mg (naproxen sodium)/250 mg (naproxen) setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.
- Anak-anak yang lebih dari 2 tahun: 2,5-10 mg/kg/dosis. Dosis harian maksimum adalah 10 mg/kg, diberikan setiap 8 sampai 12 jam.
Namun, Anda harus mewaspadai efek samping dari obat ini. Beberapa efek samping umum yang sering kali terjadi jika meminum obat ini adalah sakit perut, mulas ringan, diare, sembelit, perut kembung, sakit kepala, kulit gatal dan memerah, serta penglihatan kabur.
Apabila Anda akan menjalani operasi, termasuk operasi gigi, sebaiknya beritahu dokter kalau Anda akan menggunakan obat ini. Anda juga perlu berkonsultasi ke dokter terlebih dulu jika punya riwayat penyakit ginjal dan hati, atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah.
5. Benzocaine
Sebenarnya benzocaine adalah obat anestesi lokal yang cara kerjanya adalah dengan memblokir sinyal saraf di tubuh Anda. Ada pula benzocaine topikal yang bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan sehingga kulit atau permukaan di dalam mulut jadi mati rasa.
Efek samping yang mungkin timbul akibat obat benzocaine antara lain:
- Bibir, kuku, dan telapak tangan berubah warna menjadi kebiruan
- Urine berwarna gelap
- Susah bernapas
- Pusing
- Sakit kepala
- Demam tinggi
- Mual
- Kulit pucat
- Detak jantung cepat
- Sakit tenggorokan
- Luka yang tidak biasa
- Rasa lelah yang tidak biasa
- Muntah
- Kondisi semakin parah, terjadi iritasi, pembengkakan, atau area mulut berubah kemerahan
Tidak semua orang mengalami efek samping seperti yang disebutkan di atas. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, sebelum menggunakan jenis obat yang satu ini.
Cara Terbaik Mencegah Sakit Gigi
Menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah kebiasaan yang harus dilakukan seumur hidup. tidak hanya menjadi cara ampuh untuk mencegah sakit gigi, namun hal tersebut juga baik untuk kesehatan Anda secara menyeluruh. Jika Anda bingung bagaimana memulai kebiasaan baik ini, berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan:
1. Sikat Gigi Minimal Dua Kali Sehari
Semua orang, baik anak-anak maupun orang dewasa, wajib hukumnya untuk rajin sikat gigi. Anda harus menyikat gigi secara teratur setidaknya dua kali sehari, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Jika Anda ingin sikat gigi setelah sarapan, pastikan untuk menunggu setidaknya 30 menit. Terutama apabila Anda mengonsumsi makanan atau minuman yang asam. Langsung sikat gigi setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang asam dapat mengikis enamel gigi dan lapisan dentin. Hal ini yang pada akhirnya justru dapat merusak gigi Anda.
2. Melakukan Teknik Sikat Gigi yang Benar
Masih banyak orang yang sering melakukan kesalahan saat menyikat gigi; asal gosok, kumur, lalu buang. Alhasil, sisa-sisa makanan yang menempel di sela-sela gigi belum sepenuhnya terangkat. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengetahui teknik menyikat gigi yang benar.Pertama-tama, letakkan bulu sikat gigi pada permukaan gigi dekat tepi gusi dengan posisi membentuk sudut 45 derajat. Anda bisa mulai menyikat gigi pada gigi geraham atas atau pada gigi belakang di salah satu sisi mulut Anda. Sikatlah dengan gerakan melingkar dari atas ke bawah selama sekitar 20 detik untuk setiap bagian.
Untuk membersihkan permukaan dalam gigi depan Anda, Anda harus memegang sikat gigi secara vertikal atau menggunakan ujung kepala sikat gigi Anda dan sikat dengan gerakan melingkar dari tepi gusi sampai atas gigi.
Lakukan gerakan ini berulang sebanyak 2-3 kali. Jangan menyikat gigi terlalu keras, karena hal tersebut justru akan berdampak buruk pada gusi dan gigi Anda.
Setelah semua permukaan gigi dipastikan sudah disikat dengan baik, maka berkumurlah hingga gigi Anda bersih. Raba gigi Anda dengan lidah. Jika permukaan gigi Anda terasa halus itu tandanya gigi Anda sudah bersih. Sementara jika permukaan gigi masih terasa kasar, itu artinya gigi Anda belum bersih karena plak masih menempel pada gigi Anda. Idealnya seseorang akan menghabiskan waktu sekitar 2 sampai 3 menit untuk menyikat seluruh giginya.
3. Memilih Sikat Gigi dan Pasta Gigi yang Tepat
Ada banyak sikat gigi dan pasta gigi yang dijual di pasaran dengan berbagai merek. Secara umum, pilihlah pasta gigi yang mengandung Pro-Fluoride. Sementara untuk sikat giginya, pilihlah yang berbulu halus dan lentur. Sesuaikan kepala sikat dengan ukuran rongga mulut Anda, jangan terlalu besar ataupun terlalu kecil. Yang tidak kalah penting, pastikan gagang sikat nyaman untuk digenggam.
4. Flossing Gigi
Flossing gigi adalah metode lain untuk membersihkan gigi. Sikat gigi saja tidak cukup untuk membersihkan plak dan sisa makanan di sela-sela gigi. Oleh sebab itu, flossing gigi diperlukan. Dibanding dengan tusuk gigi, flossing gigi dinilai lebih aman karena tidak menyebabkan gigi berlubang semakin parah. Anda juga bisa melakukan sikat lidah supaya kesehatan lidah Anda tetap terjaga.
5. Rutin Periksa Gigi ke Dokter
Selain berbagai cara di atas, rutin periksa gigi ke dokter juga jadi hal wajib yang harus Anda lakukan guna mencegah sakit gigi. Periksakan gigi Anda ke dokter gigi setidaknya setiap 6 bulan sekali. Namun jika Anda punya masalah medis tertentu dan berisiko mengalami penyakit gigi dan mulut, Anda mungkin akan dianjurkan untuk lebih sering periksa gigi.
Ingat, semakin dini penyakit terdeteksi, maka perawatan akan semakin sederhana, biayanya lebih murah, dan risiko komplikasi juga semakin kecil. Jadi, jangan tunggu hingga mengalami keluhan dahulu baru periksa gigi ke dokter.