Kalimantan salah satu pulau terbesar yang ada di Indonesia. Sebagian wilayahnya juga ditempati oleh negara lain, yaitu Malaysia dan Brunei Darussalam. Yang mana kedua negara ini berbatasan darat dengan Indonesia.
Berbicara mengenai Kalimantan, tentu ada yang menarik di pulau terbesar Indonesia ini. Yaitu suku yang mendiami pulau ini. Tak mengherankan jika pulau ini dihuni oleh berbagai suku asli Kalimantan. Suku apa saja itu?
Di bawah ini akan diulas suku – suku yang mendiami Pulau Kalimantan. Yang mana adat istiadat serta budaya masih mereka lestarikan secara turun – temurun. Dan mereka hidup berdampingan dengan damai bersama suku lainnya.
Inilah 12 suku yang ada di Pulau Kalimantan:
Suku Hakka
Suku Hakka di Kalimantan banyak berdomisili di Kota Singkawang. Yang merupakan kawasan pecinan di Indonesia, dengan penduduknya adalah orang Hakka. Populasi Suku Hakka terus mengalami peningkatan setiap tahun. Dan pada tahun 2011, tercatat jumlah Suku Hakka adalah 246.306 jiwa.
Kota Singkawang sendiri merupakan kota di Kalimantan Barat yang dikelilingi oleh pegunungan Sakok, Poteng, dan Pasi. Bahkan, nama “Singkawang” pun berasal dari bahasa Hakka, yaitu “San Khew Jong”. Dimana bahasa ini mengacu pada sebuah kota di bukit dekat laut dan estuari.
Bahasa Hakka adalah bahasa yang sering digunakan Suku Hakka dalam kegiatan sehari – hari. Dimana bahasa ini terdapat dua dialek, yaitu Dialek Meixian dan Dialek Lufeng. Bahkan, bahasa Hakka juga digunakan oleh orang – orang di Aceh, Belitung, Jakarta, dan Pontianak.
Bugis Pagatan
Suku Bugis ternyata tidak hanya ada di Sulawesi, tapi juga ada di Kalimantan. Tepatnya adalah Suku Bugis Pagatan, yang merupakan keturunan diaspora suku Bugis dari Sulawesi Selatan. Diberi nama “Pagatan” pada akhir nama Bugis karena suku ini mendiami Desa Pagatan, Kusan Hilir, Tanah Bumbu, dan sekitarnya. Di Kalimaantan Selatan, Suku Bugis Pagatan mendiami Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kotabaru.
Suku ini baru ada pada tahun 1750, yang didirikan oleh Puanna Dekke’. Beliau adalah hartawan asal Tanah Bugis, tepatnya Kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan.
Orang Bugis Pagatan adalah sebutan bagi Suku Bugis Pagatan. Yang mana, mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Namun, mereka juga memiliki keahlian membuat sarung tenun yang terkenal, yaitu Sarung Tenun Pagatan.
Suku Melayu Kalimantan Barat
Suku Melayu tidak hanya ada di Pulau Sumatera, tapi juga di Kalimantan. Di Kalimantan Barat, terdapat kesultanan Melayu yang populasinya cukup besar. Suku ini juga dikenal sebagai Suku Melayu Pontianak.
Di tahun 2017, jumlah suku ini mencapai 160.000 jiwa, yang mana sebagian besar penduduknya berdomisili di Pontianak. Suku Melayu Pontianak ini muncul ketika Kesultanan Kadriyah Pontianak didirikan. Dan penduduk asli yang memeluk agama Islam di wilayah Kesultanan Kadriyah adalah Suku Melayu Pontianak.
Orang Melayu Kalimantan Barat menggunakan bahasa sehari – hari bahasa Melayu. Yang mana tutur katanya mirip dengan bahasa Melayu Riau. Dan Kalimantan menjadi tempat asal bahasa Melayu Purba.
Suku Kutai
Suku Kutai adalah suku Melayu asli Kalimantan Timur. Suku Kutai awalnya mendiami wilayah pesisir Kalimantan Timur. Suku Kutai sendiri merupakan rumpun Suku Dayak, yaitu Dayat Ot Danum. Biasa juga disebut sebagai Dayak Kutai, atau Urang Kutai.
Suku Kutai mayoritas beragama Islam dan hidup di tepi sungai. Awalnya, Kuta merupakan nama dari teritori tempat bermukim masyarakat asli Kalimantan. Dan berdasarkan jenisnya, Suku Kutai termasuk dalam Suku Melayu di Kalimantan Timur.
Karena Urang Kutai mendiami daerah pesisir dan tepian sungai, kini telah terjadi asimilasi dengan suku pendatang lainnya. Yang mana ciri khasnya sudah mulai hilang. Berbeda dengan Suku Dayak yang masih memiliki kekhasan dalam kehidupan sehari – hari mereka.
Suku Dayak
Suku Dayak merupakan suku terbesar yang mendiami Kalimantan. Dimana nama ini diberikan oleh penjajah kepada penghuni Pulau Borneo pada masa penjajahan dulu. Dulunya, Suku Dayak memiliki budaya yang begitu kental yaitu budaya maritim atau bahari. Yang mana ditunjukkan pada nama Orang Dayak, yang berhubungan dengan perhuluan atau sungai.
Suku ini dibagi menjadi enam rumpun besar. Diantaranya Murut, Klemantan, Punan, Iban, Ot Danum-Ngaju, dan Apokayan (Kenyah-Kayan-Bahau). Rumpun Dayak Punan adalah yang paling tua mendiami Pulau Kalimantan. Sementara rumpun Dayak yang lain adalah hasil hasimilasi dari Dayak Punan dan kelompok Proto Melayu.
Dimana, keenam rumpun tersebut terbagi dalam 405 sub etnis. Meski begitu, semua Suku Dayak memiliki kesamaan ciri dan budaya. Diantaranya rumah panjang, hasil budaya berupa tembikar, mandau, sumpit, dan beliong. Termasuk juga ciri khas pada pandangan terhadap alam, mata pencaharian, serta seni tari dan budayanya.
Suku Banjar
Suku Banjar adalah suku yang populasinya cukup banyak, bahkan hampir mendiami satu provinsi, yaitu Kalimantan Selatan. Selain Kalimantan Selatan, Suku Banjar juga mendiami Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Timur.
Suku Banjar berasal dari daerah Banjar, yang telah membaur dengan masyarakat daerah aliran sungai. Diantaranya DAS Bahan, DAS Martapura, DAS Tabanio, dan DAS Barito. Selain itu, Suku Banjar juga memiliki jiwa kemaritiman.
Bahasa sehari – hari yang digunakan Suku Banjar adalah Bahasa Banjar. Dimana bahasa ini telah berkembang sejak Kerajaan Negara Dipa dan Daha yang bercorak Hindu – Budha. Bahkan hingga datangnya Islam ke Tanah Banjar.
Bahasa Banjar sendiri sudah memiliki kemiripan dengan bahasa lain, seperti Bahasa Melayu, Bahasa Dayak, bahkan Bahasa Jawa. Bahasa Banjar asli kini hanya dipakai saat ritual aruh adat Kaharingan Dayak Meratus (Banjar Arkhais).
Suku Paser
Suku Paser berasal dari Kalimantan Timur, yaitu di Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kota Balikpapan. Sebagian besar suku ini memeluk agama Islam dan Kristen. Dan telah mendirikan Kerajaan Islam, yaitu Kesultanan Paser.
Tidak seperti suku lainnya yang berada di dekat perairan, Suku Paser justru bermukim di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut. Namun kini Suku Paser telah mendiami pemukiman bersama masyarakat lainnya.
Suku Tidung
Suku Tidung berasal dari Kalimantan Utara. Selain itu, suku ini juga mendiami Malaysia, tepatnya di negeri Sabah. Yang mana, Suku Tidung awalnya memiliki kerajaan, yaitu Kerajaan Tidung.
Bahasa yang digunakan oleh Suku Tidung adalah Bahasa Tidung dengan dialek Tarakan. Beberapa kata dari bahasa Tidung memiliki kemiripan dengan bahasa suku di Kalimantan lainnya.
Ada yang beranggapan bahwa Suku Tidung memiliki kekerabatan dnegan Suku Dayak. Namun, karena Suku Tidung beragama Islam, tidak dianggap dalam Suku Dayak. Tetapi dikategorikan suku yang berbudaya Melayu.
Suku Berau
Suku Berau biasa juga dikenal dengan Melayu Berau. Yang mana mayoritas suku ini memeluk agama Islam. Suku ini mendiami bagian pesisir Kabupaten Berau, di bagian utara Kalimantan Timur.
Suku Dayak Iban
Dulunya, kelompok Suku Dayak Iban dikenal sebagai Dayak Laut. Di Pulau Kalimantan, banyak yang berdomisili di Kalimantan Barat. Selain itu, ada juga Suku Iban yang tersebar di Brunei Darussalam, Tawau sabah, dan Sarawak.
Pakaian ada Suku Dayak Iban begitu unik, baju khas Dayak dengan warna terang yang cantik. Lengan pendek, serta kain yang dikenakan di bawah dengan panjang selutut. Dan para wanitanya mengenakan hiasan kepala seperti cunduk mentul pada riasan pengantin wanita Jawa.
Suku Dayak Bawo
Suku Dayak Bawo adalah salah satu rumpun Suku Dayak. Orang – orang Dayak Bawo berdomisili di Kabupaten Barito Selatan. Yang mana beada di desa Patas 1, Kecamatan Gunung Bintang Awai. Dari Buntok, ibukota Barito Selatan, jaraknya kurang lebih 100 kilometer.
Desa ini menjadi satu – satunya situs yang tersisa dari Suku Dayak Bawo, dan masih asli keberadaannya. Di sini, masih banyak rumah – rumah panggung, diantaranya Rumah Adat Raung Tulang. Orang Daya Bawo juga masih sering menyelenggarakan upacara keagamaan dan upacara tradisional masyarakat setempat. Dimana sebagian besar masyarakat menganut kepercayaan kaharingan.
Suku Dayak Meratus
Suku Dayak Meratus adalah sub Suku Dayak yang berdomisili di sepanjang pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan. Suku Dayak Meratus juga sering disebut dengan Urang Biaju atau Dayak Biaju. Ada juga yang menyebutnya Urang Bukit atau Dayak Bukit / Buguet.
Bahasa yang digunakan oleh Suku Dayak Meratus adalah bahasa Meratus, bahasa Banjar, dan sebagian dapat berbahasa Indonesia. Sedangkan untuk kepercayaan, masyarakat Dayak Meratus menganut paham kepercayaan Kaharingan. Yaitu kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Ranying Hatalla Langit). Namun, sejak tahun 1980 karena pemerintah mengharuskan memeluk salah satu agama yang diakui di Indonesia, maka Kaharingan dikategorikan dalam cabang agama Hindu.
Itulah suku – suku yang mendiami Pulau Kalimantan. Yang bahkan, suku – suku ini tidak hanya berada di Indonesia, tapi juga di Malaysia dan Brunei Darussalam.