Filosofi Dalihan Na Tolu

Dalihan Na Tolu terdiri dari 3 kata yang berasal dari bahasa Batak yaitu Dalihan, Na dan Tolu.


Dalihan artinya: Tungku. Na artinya yang/ke. Sedangkan Tolu artinya Tiga.

Jadi jika dirangkai akan menjadi: Dalihan Na Tolu atau Dalihan Natolu yang diartikan Tungku yang tiga atau tungku yang memiliki 3 dasar penopang.

Dalihan natolu terkenal di adat dan budaya batak. Yang memiliki arti tiga dasar dalam kehidupan sosial dan budaya yang harus di amalkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam adat istiadat orang batak.

Dalihan natolu adalah bentuk perumpamaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari baik dalam bentuk sosial maupun budaya dan adat masyarakat batak yang didasari 3 asas pokok dasar yang dikenal dengan 3 istilah, yaitu Somba Marhula-hula, Manat Mardongan Tubu dan Elek Marboru.

Berikut ini 3 istilah yang terdapat di dalam Dalihan Natolu lengkap dengan Implementasinya.

1. Somba Marhula-hula
Somba artinya sembah, hormat, dan junjung tinggi. Mar dalam bahasa indonesia disebut imbuhan Ber yang berfungsi sebagai pembentuk kata sifat. Sedangkan Hula-hula artinya adalah keluarga laki-laki dari pihak marga istri.

Jadi secara umum Somba Marhula-hula artinya adalah hormat kepada keluarga laki-laki dari pihak istri.
Misalnya jika istri Anda adalah boru Nainggolan, maka secara umum semua laki-laki yang bermarga Nainggolan disebut sebagai hula-hula mu.

Jadi implementasi dari Somba Marhula-hula adalah Anda harus menghormati abang-adik laki-laki dari Istri kamu, dan secara umum laki-laki marga Nainggolan.

2. Manat Mardongan Tubu
Manat artinya hati-hati. Mardongan artinya berteman. Tubu artinya lahir, yang diumpamakan sebagai Sabutuha atau Semarga.

Jika digabung menjadi Manat Mardongan Tubu yang artinya hati-hati kepada saudara laki-laki satu marga atau saudara semarga. Gambaran dongan tubu adalah sosok abang dan adik.

Jadi implementasi dari manat mardongan tubu adalah kita harus saling menopang, saling tolong-menolong, saling berdekatan kepada abang-adik/saudara laki-laki kita semarga, harus bijaksana kepada saudara semarga. Sesama saudara semarga harus terlajin hubungan tai persaudaraan yang erat. Jangan sampai terjadi pertikaian atau gesekan antara saudara laki-laki semarga.

3. Elek Marboru
Elek artinya bujuk, mengasihi, melindungi, mengayomi. Sedangkan Boru artinya wanita atau perempuan.

Jadi, Elek marboru artinya sikap membujuk/mengayomi/mengasihi wanita.

Singkatnya, kita harus mengayomi setiap wanita dan jangan sampai menyakiti perasaan hati setiap wanita, baik wanita kecil maupun tua, baik anakmu perempuan maupun anak perempuan orang lain.

Dalam adat batak setiap laki-laki pada hakikatnya memiliki 3 status yang berbeda pada tempat maupun adat. Misalnya:

Jika anak dari saudara perempuannya menikah maka posisinya sebagai Hula-hula
Jika marga dari istrinya mengadakan suatu pesta adat, maka posisinya sebagai boru
Jika teman Semarga melakukan pesta adat maka posisinya sebagai Dongan Tubu.

Ketiga istilah dalam Dalihan Na Tolu tersebut melekat pada diri setiap orang Batak.

Dalihan natolu menjadi filosofi kedua yang harus dimiliki oleh setiap orang batak setelah keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Selaku orang batak, dalam menjalani kehidupan bermasyarakat seyogianya harus memiliki prinsip hidup ber-dalihan natolu.

Dalihan natolu mampu membawa keharmonisan bagi hubungan antar sesama manusia, khususnya dalam lingkaran adat batak.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama