Penjelasan Jamu Habis Melahirkan, Boleh atau Tidak?

Jamu habis melahirkan sudah lama dipercaya membantu pemulihan ibu pasca persalinan, seperti mengembalikan tenaga, mengecilkan perut, dan melancarkan ASI. Namun, apakah konsumsi jamu ini aman secara medis dan apakah semua ibu boleh mengonsumsinya? Yuk, cari tahu jawabannya di artikel ini.

Jamu habis melahirkan masih menjadi pilihan populer dalam tradisi perawatan pascapersalinan atau selama masa nifas. Ramuan seperti kunyit asam, beras kencur, hingga jamu galian dipercaya dapat membantu tubuh Bunda cepat pulih dan kembali bertenaga.


Namun, sebelum mengonsumsinya, penting untuk memahami efek samping, keamanan, dan dampaknya bagi ibu menyusui serta Si Kecil yang baru saja lahir ya, Bunda.


Penjelasan tentang Jamu Habis Melahirkan

Jamu habis melahirkan merupakan minuman herba yang dibuat dari bahan-bahan alami seperti kunyit, jahe, temulawak, kencur, daun sirih, dan berbagai rempah lainnya. Kombinasi alami ini dipercaya memberikan banyak manfaat bagi ibu yang baru melahirkan, seperti:

  • Membantu pemulihan tubuh pasca persalinan
  • Meningkatkan energi
  • Menjaga kesehatan secara menyeluruh
  • Melancarkan produksi ASI

Melihat beragam manfaatnya, tak heran jika banyak ibu tertarik mengonsumsi jamu habis melahirkan. Namun, penting dipahami bahwa meskipun terbuat dari bahan alami, jamu ini tidak bisa dikonsumsi secara sembarangan ya. Ada aturan yang perlu diperhatikan, dan tidak semua ibu pascamelahirkan diperbolehkan mengonsumsinya.

Kondisi medis tertentu seperti mempunyai alergi, mengalami perdarahan setelah melahirkan, atau penggunaan obat-obatan tertentu bisa menjadi alasan bagi Bunda untuk menunda atau menghindari konsumsi jamu habis melahirkan ya.

Jadi, pastikan Bunda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi jamu habis melahirkan, agar tetap aman dan sesuai dengan kondisi tubuh.

Tips Aman Mengonsumsi Jamu Habis Melahirkan

Berikut ada beberapa tips aman konsumsi jamu habis melahirkan yang perlu Bunda ketahui, yaitu:Pilih jamu yang jelas komposisinya dan terdaftar di BPOM untuk memastikan keamanannya.
Perhatikan tanggal kedaluwarsa sebelum mengonsumsi jamu.
Konsumsi sesuai anjuran dan tidak berlebihan. Minum terlalu banyak jamu justru bisa memicu efek samping.
Perhatikan reaksi tubuh dan segera hentikan konsumsi jamu jika muncul keluhan seperti mual, muntah, diare, gatal, atau sesak napas.
Segera konsultasikan ke dokter jika muncul keluhan setelah minum jamu untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa jamu habis melahirkan boleh dikonsumsi selama Bunda dalam kondisi sehat, tidak memiliki riwayat medis tertentu, dan bayi tidak mengalami efek samping, seperti rewel, muntah, atau alergi kulit.

Namun, jika Bunda tertarik mengonsumsi jamu habis melahirkan tapi masih ragu soal keamanan dan khawatir efek samping pada bayi, cobalah konsultasi dengan dokter melalui fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapatkan saran tepat dan dosis yang aman.

Referensi
Kwon, N. Y., et al. (2023, October). Herbal medicine for postpartum pain: A systematic review of puerperal wind syndrome (Sanhupung). In Healthcare (Vol. 11, No. 20, p. 2743). MDPI. DOI: https://doi.org/10.3390/healthcare11202743.
Makombe, D., et al. (2023). Herbal medicine use during pregnancy and childbirth: perceptions of women living in Lilongwe rural, Malawi–a qualitative study. BMC Women's Health, 23(1), pp. 228.
Sayuti, N. A., & Atikah, N. (2023). The pattern of herbal medicines use for breastfeeding mother in Jogonalan, Klaten, Indonesia: a mini survey. BMC Complementary Medicine and Therapies, 23(1), pp. 399.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2021). Konsumsi Jamu Jadi Upaya Promotif Preventif, Ini Manfaatnya.
National Health Service UK (2025). Herbal medicines.
The Women's The Royal Women's Hospital Victoria Australia. Herbal medicines & breastfeeding.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Amankah tetap menyusui saat ibu perlu konsumsi obat?
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama