MPASI atau makanan pendamping ASI dapat mulai diberikan kepada bayi setelah usia 6 bulan. Namun, pemberian MPASI sebaiknya dilakukan secara bertahap. Ketahui cara memberikan MPASI yang tepat agar asupan nutrisi bayi tetap tercukupi.
Pemberian MPASI merupakan salah satu periode penting bagi tumbuh kembang bayi. Pada periode ini, bayi mulai belajar mengenal bentuk dan rasa makanan, selain ASI.
Namun, beberapa tanda lain yang ditunjukkan bayi, seperti memasukkan jarinya ke dalam mulut dan menangis pada malam hari, dapat membuat Anda keliru dan mengira bayi telah bisa diberi makanan padat. Padahal, hal ini dapat menjadi pertanda bayi menginginkan lebih banyak ASI.
Membiasakan Bayi dengan MPASI
Berikut ini adalah panduan yang dapat Anda lakukan untuk mengenalkan dan membiasakan bayi dengan MPASI:
1. Ajak bayi makan bersama keluarga di meja makan
Anak-anak sering kali meniru hal-hal yang dilakukan orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Dengan mengajak bayi makan bersama dengan keluarga, ia dapat memperhatikan serta meniru cara makan yang baik.
Untuk memulainya, Anda bisa menempatkan Si Kecil pada kursi makan khusus bayi dan jangan lupa untuk memasang pengaman agar ia tidak terjatuh.
2. Berikan MPASI secara bertahap
Untuk memperkenalkan makanan padat kepada Si Kecil, awali dengan memberikannya sedikit demi sedikit, setidaknya tiga kali sehari. Namun, jangan terlalu dipaksakan bila Si Kecil tidak mau mengonsumsi makanan yang diberikan.
Lebih baik Si Kecil makan lebih sering dalam porsi kecil daripada dalam porsi banyak, tetapi hanya sesekali.
3. Berikan waktu kepada bayi untuk menyesuaikan diri
Hindari memaksa Si Kecil mengonsumsi dan menghabiskan makanannya. Bila ia belum tertarik dengan suatu makanan, bukan berarti Si Kecil tidak tertarik untuk mengonsumsi makanan tersebut seterusnya. Cobalah untuk menawarkan MPASI kembali keesokan harinya.
4. Biarkan bayi mencoba makan sendiri
Biarkan Si Kecil mengambil dan memasukkan makanannya sendiri ke dalam mulut. Hal tersebut merupakan bagian dari proses belajarnya dalam mengenal makanan. Namun, jangan meninggalkan Si Kecil seorang diri saat mengonsumsi makanan, sebab ia masih rentan tersedak saat mengunyah dan menelan makanan.
Agar lebih aman, Bunda bisa menemami SI Kecil makan sendiri ketika ia berusia sekitar 9 bulan.
5. Perhatikan peralatan makan yang digunakan bayi
Hindari menggunakan perlengkapan makan berbahan kaca yang berisiko pecah dan melukai bayi. Pasangkan kain atau celemek pada leher Si Kecil untuk mengantisipasi makanan yang tumpah dari sendok atau mulutnya.
Bunda juga bisa menggunakan perlengkapan makan yang cerah untuk membuat suasana makan menarik dan lebih menyenangkan bagi Si Kecil.
Pola makan bayi bermula dari masa pertamanya mengonsumsi makanan. Oleh karena itu, berikan beragam jenis makanan sehat, terutama sayur dan buah, agar ia mendapatkan cukup nutrisi dan terbiasa untuk menyantapnya.
Makanan yang Perlu Dihindari Ketika Memberikan MPASI
Dalam memilih menu MPASI, beberapa jenis makanan di bawah ini sebaiknya tidak diberikan kepada bayi:
Jus buah
Terlalu banyak mengonsumsi jus, terlebih jus kemasan dengan gula tambahan, dapat menyebabkan bayi mengalami diare dan gigi berlubang. Selain itu, jus juga mengandung serat dan nutrisi yang lebih rendah daripada buah segar yang dihaluskan atau dipotong.
Susu sapi
Hindari memberikan susu sapi untuk bayi sebelum ia berusia satu tahun. Hal ini karena susu sapi tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisinya dan justru dapat meningkatkan risiko kekurangan zat besi.
Pemberian susu formula sebagai tambahan nutrisi sebaiknya dilakukan sesuai dengan saran dokter saat bayi memiliki kondisi tertentu.
Madu
Madu juga sebaiknya tidak diberikan kepada bayi yang berusia di bawah usia 1 tahun sebagai bagian dari menu MPASI. Hal ini karena madu dapat menyebabkan bayi terkena botulisme, yaitu kondisi keracunan akibat bakteri Clostridium botulinum yang terkandung di dalam madu.
Makanan keras
Hindari memberikan biji-bijian atau makanan yang bertekstur keras dan berukuran kecil, seperti popcorn, kacang, atau permen, sebab makanan ini dapat meningkatkan risiko bayi tersedak.
Penyedap rasa
Sebaiknya Anda tidak menambahkan penyedap rasa, gula, atau garam, ke dalam menu MPASI bayi. Semua bahan tambahan yang diberikan terlalu dini berisiko mengganggu perkembangan bayi.
Selain beberapa makanan di atas, Bunda juga disarankan agar tidak memberikan makanan yang terlalu panas, makanan cepat saji, dan makanan kemasan untuk orang dewasa, kepada Si Kecil.
Jenis dan Cara Pemberian MPASI Sesuai Usia Bayi
Cara pemberian dan jenis MPASI umumnya disesuaikan dengan usia bayi. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menjadi panduan Bunda dalam menentukan MPASI untuk Si Kecil:
MPASI untuk bayi usia 6–7 bulan
Saat Si Kecil berusia 6 bulan, Bunda dapat memberikan sayur, buah, dan nasi yang dihaluskan. Bila Si Kecil sudah terbiasa dengan makanan tersebut, Bunda dapat memberikan jenis makanan lain, seperti daging ayam, ikan, roti, dan telur, yang telah dihaluskan.
MPASI untuk bayi usia 8–9 bulan
Pada usia ini, Si Kecil biasanya sudah bisa makan tiga kali sehari. Selain makanan yang dihaluskan, Bunda juga bisa mulai mengenalkan makanan padat yang dipotong memanjang seukuran jari dewasa sehingga Si Kecil lebih mudah menggenggamnya.
Cobalah untuk memberikan Si Kecil sayuran, seperti wortel, buncis, dan kentang, yang sudah dimasak hingga lunak.
MPASI untuk bayi usia 12 bulan dan seterusnya
Saat Si Kecil mulai memasuki usia 1 tahun, Bunda dapat memberikannya makanan tiga kali sehari dan menambahkan camilan di antara jam makannya.
Berikan camilan sehat seperti buah, sayur, roti panggang, dan yoghurt pada bayi. Namun, pastikan untuk tidak menambahkan gula atau garam pada camilannya, ya.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemberian MPASI adalah tidak memaksa Si Kecil untuk menghabiskan makanannya. Selama Si Kecil tumbuh dan berkembang sesuai usianya, Bunda tidak perlu khawatir ia kekurangan makanan.
Jika bayi mengalami gejala alergi setelah mengonsumsi makanan tertentu, seperti kulit memerah dan bengkak, muntah, diare, atau sulit bernapas, segera bawa ia ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
Referensi
- Norlyk, A., Larsen, J. S., & Kronborg H. (2019). Infants’ Transition from Milk to Solid Foods – The Lived Experiences of First-Time Parents. International Journal of Qualitative Studies on Health and Well-being, 14 (1), doi: 10.1080/17482631.2019.1693483.
- Yu, C., Binns, C. W., & Lee, A. H. (2019). The Early Introduction of Complementary (Solid) Foods: A Prospective Cohort Study of Infants in Chengdu, China, Nutrients, 11, doi: 10.3390/nu11040760.
- American Academy of Pediatrics (2020). Food Additives: What Parents Should Know.
- United Nations Children’s Fund. Feeding Your Baby: When to Start With Solid Foods.
- National Health Services UK (2019). Health A to Z. Your Baby’s First Solid Foods.
- Mayo Clinic (2019). Infant Choking: How to Keep Your Baby Safe.
- Mayo Clinic (2021). Solid Foods: How to Get Your Baby Started.
- Baby Center. The Five Worst Foods for Babies.
- Harris, N. Parents (2020). Why Can’t Babies Have Honey?
- Lehman, S. Verywellfit (2021). What is The Baby Food Diet?
- Taylor, M. Healthline (2019). No, You’re Not a Terrible Parent for Feeding Your kid Jarred Baby Food.
- WebMD (2019). Starting Solid Foods.
- WebMD (2019). Feeding Baby: How to Avoid Food Allergies.