Kapan Bayi Bisa Mendengar?

Pendengaran bayi mulai berkembang sejak masih di dalam kandungan. Namun, saat masih janin, suara yang didengar terbatas, seperti suara tubuh ibu atau suara ibu. Saat dilahirkan, pendengaran bayi mulai semakin jelas saat berusia 3 bulan.

Sebagai calon orang tua, mungkin Anda bertanya-tanya kapan bayi bisa mendengar? Beberapa orang percaya bahwa pendengaran bayi mulai bekerja ketika janin.


Itulah sebabnya, kadang ibu hamil mulai mengajak bayi berbicara dan memperdengarkan musik sejak bayi masih dalam kandungan.

Sebenarnya, mulai umur berapa bayi bisa mendengar? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan berikut ini.

Kapan bayi mulai bisa mendengar?

Pendengaran bayi sudah mulai berkembang saat berada dalam kandungan. Perkembangan pendengaran ini akan semakin jelas ketika lahir dan tahap selanjutnya.

Bayi menggunakan pendengarannya untuk menerima banyak informasi tentang dunia di sekitarnya, termasuk mengenali suara orang tuanya.

Meskipun telinga bayi sudah berkembang sejak lahir, mungkin memerlukan waktu 6 bulan untuk bisa sepenuhnya mendengar dan memahami berbagai suara di sekitarnya.

Dalam hal ini, pendengaran bayi baru lahir belum sepenuhnya jelas dan akan berkembang seiring berjalannya waktu. Terdapat 2 alasan yang mendasarinya, yaitu:

  • Telinga bayi baru lahir masih penuh dengan cairan sehingga membutuhkan waktu untuk benar-benar bersih dan bisa mendengar lebih jelas
  • Bagian otak bayi yang berhubungan dengan pendengaran masih dalam perkembangan

Tahap-tahap pendengaran bayi baru lahir

Pendengaran bayi baru lahir bahkan sudah dimulai sejak dalam kandungan. Berikut ini tahap-tahap pendengaran bayi yang perlu orang tua pahami.

1. Janin

Pada minggu ke-18 kehamilan, bayi sudah mulai mendengar suara. Sensitivitasnya terhadap suara akan semakin baik seiring perkembangannya.

Dalam hal ini, bayi akan mendengar suara-suara dari tubuh ibunya, seperti detak jantung, udara pernapasan melalui paru-paru, suara perut, hingga suara aliran darah melalui tali pusar.

Pada minggu ke-25, perkembangan bayi dalam kandungan juga mulai merespons suara di sekitarnya, khususnya suara sang ibu. Ketika memasuki trimester III, bayi sudah bisa mengenal suara Anda.

Tidak semua suara dapat didengar oleh janin. Pasalnya, suara yang berada di luar tubuh ibu akan diredam hampir setengahnya. Hal ini terjadi karena tidak ada udara terbuka di dalam rahim. Selain itu, bayi juga dikelilingi oleh cairan ketuban yang terbungkus dalam lapisan tubuh ibu.

2. Usia 0-3 bulan

Pendengaran bayi baru lahir atau usia 0 bulan belum sepenuhnya jelas. Saat lahir, bayi akan memperhatikan suara, terutama yang bernada tinggi. Namun, terkadang ia mungkin akan merasa terkejut dengan suara keras dan tidak terduga.

Bayi baru lahir juga bisa merespons suara yang familier ia dengar selama dalam kandungan. Misalnya, suara sang ibu atau lagu yang sering Anda nyanyikan untuknya saat hamil.

Saat memasuki usia 3 bulan, pendengaran bayi akan semakin jelas seiring dengan perkembangan otak anak. Pada usia ini, bagian otak bayi (lobus temporal) yang membantu pendengaran, bahasa, dan penciuman akan lebih aktif.

Ketika mendengar suara Anda, bayi mungkin akan langsung melihat ke arah Anda dan melakukan cooing sebagai respons dan upaya berbicara kepada Anda.

Jika dirangkum, perkembangan pendengaran bayi baru lahir sampai usia 3 bulan, antara lain:
  • Bereaksi terhadap suara keras
  • Tenang dan tersenyum saat Anda berbicara kepada mereka
  • Mengenali suara ibunya
  • Cooing
  • Memiliki jenis tangisan bayi yang berbeda sesuai kebutuhan mereka

3. Usia 4-6 bulan

Di usia 4-6 bulan kemampuan pendengaran bayi semakin jelas diikuti dengan respons yang semakin aktif. Ia mungkin akan bereaksi dengan semangat terhadap suara.

Di usia ini, bayi mulai bisa tersenyum saat mendengar suara. Ia juga mulai memperhatikan mulut Anda dengan saksama ketika berbicara kepadanya dan mencoba menirukannya.

Sebagai respons pendengaran bayi, di usia 4-6 bulan mungkin ia sudah mulai mengeluarkan suara dan kata berulang atau babbling ketika diajak berbicara.

Jika dirangkum, perkembangan pendengaran bayi usia 4-6 bulan antara lain:
  • Menatap dan mengikuti gerakan mata saat ibu berbicara
  • Memberikan respons terhadap perubahan nada berbicara Anda
  • Memperhatikan mainan atau benda yang mengeluarkan suara
  • Memperhatikan musik
  • Babbling

4. Usia 7-12 bulan ke atas

Di usia 7-11 bulan, bayi mulai menyadari asal suara dan beralih dengan cepat ke sumber suara tersebut. Pada usia ini, bayi juga bisa merespons terhadap suara yang pelan sekalipun.

Selanjutnya, saat memasuki usia 12 bulan atau 1 tahun, bayi mulai bisa mengenali lagu-lagu kesukaannya dan mulai mencoba mengikutinya.

Perkembangan pendengaran bayi usia 7-12 bulan, antara lain:
  • Mulai bisa bermain dengan lawan bicaranya, seperti “cilukba”
  • Bergerak mengikuti arah atau sumber suara
  • Mendengarkan ketika Anda sedang berbicara
  • Mulai memahami beberapa kata, seperti “mama” atau “papa”
  • Mulai mengoceh dengan berbagai bentuk suara atau nada
  • Mulai mengoceh untuk mendapat perhatian orang di sekitarnya
  • Bisa berkomunikasi melalui lambaian atau genggaman tangan

Tes pendengaran bayi yang mungkin dilakukan

Tes pendengaran bayi biasanya dilakukan pada saat bayi lahir untuk memastikan semua indranya berfungsi normal.

Tes pendengaran bayi baru lahir, disebut juga the automated otoacoustic emission (AOAE) adalah tes pendengaran yang biasanya dilakukan setelah proses kelahiran, sebelum ibu dan bayi meninggalkan rumah sakit.

Pemeriksaan pendengaran ini biasanya dianjurkan dalam bulan pertama kelahiran bayi. Tes ini bertujuan mengidentifikasi adanya gangguan pendengaran bayi sedini mungkin.

Jika terdapat kemungkinan gangguan pendengaran, dokter akan menganjurkan pemeriksaan lanjutan dan menentukan perawatan yang tepat.

Sebenarnya, masalah pendengaran bayi jarang terjadi. Beberapa kondisi berikut ini mungkin bisa meningkatkan risikonya:
  • Bayi baru lahir yang membutuhkan perawatan neonatal (NICU)
  • Bayi lahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
  • Bayi dari ibu yang mengalami rubella, toksoplasmosis, atau cytomegalovirus selama kehamilan
  • Riwayat keluarga dengan masalah pendengaran atau tuli

Kementerian Kesehatan RI melalui Wakil Ketua Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGPKT), dr. Hably Warganegara, Sp.THT-KL, memberikan informasi cara mengetes pendengaran bayi secara sederhana berikut ini:

  • Refleks moro, yakni refleks bayi ketika mendengar suara keras, berupa gerakan tangan, seperti mau memeluk atau kaget
  • Auropalpebra, atau mengejapkan mata
  • Grimacing, atau mengernyitkan wajah atau meringis
  • Berhenti menyusu atau mengisap lebih cepat
  • Bernapas lebih cepat
  • Ritme jantung lebih cepat
  • Berikan rangsangan suara dari belakang bayi untuk melihat respons bayi

Beberapa bayi juga mungkin membutuhkan tes BERA untuk pemeriksaan pendengarannya.

Catatan
Tahap perkembangan pendengaran bayi berlangsung mulai dari kandungan hingga ia mencapai usia tertentu, yakni bawah tiga tahun (batita). Perlu diingat bahwa kecepatan pertumbuhan dan perkembangan bayi bisa berbeda-beda.

Anda tak perlu khawatir berlebihan jika buah hati Anda mungkin tidak sama kemampuannya seperti anak lain seusianya.

Dengan memahami tahapan tersebut, orang tua dapat memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan pendengaran bayi dalam setiap fase kehidupannya.

Selain itu, memahami tahap pendengaran bayi baru lahir juga membuat Anda lebih mengantisipasi kelainan yang mungkin terjadi dan kapan harus berkonsultasi dengan dokter.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama