Dongeng Untuk Anak di Ceritakan Sebelum Tidur

Membangun kedekatan dengan si Kecil perlu dilakukan setiap orangtua sejak anak masih bayi. Ada banyak cara yang dapat Mama lakukan dalam membangun kedekatan dengan si Kecil, salah satunya dengan membacakan dongeng.

1. Tikus dan Singa


Cerita "Tikus dan Singa" bisa Mama jadikan cerita anak yang dapat mengajarkan kebaikan sejak dini. Diceritakan bahwa seorang Tikus yang menjahili Singa dikala sedang menikmati tidur siang, sontak membuat Singa tersebut marah dan ingin memakan sang Tikus karena merasa terganggu.

Sambil meringis ketakutan, Tikus pun memohon kepada Singa untuk melepaskannya dan memaafkan kejahilan yang ia perbuat. Merrasa kasihan, Singa melepaskan Tikus. Tikus merasa senang, ia berterima kasih dan berjanji untuk membalas semua kebaikan Singa padanya.

Lalu pada suatu hari, Tikus mendengar suara Singa yang mengaung keras. Sang Singa ternyata terperangkap disebuah jaring yang sengaja dipasang oleh pemburu. Singa memohon bantuan Tikus untuk melepaskan jaring tersebut. Dengan sigap, Tikus membantu Singa keluar dari jaring tersebut dengan menggerogoti jaring sampai terputus. Keduanya pun segera kabur dan menyelamatkan diri.

Kisah persahabatan Tikus dan Singa dapat menjadi inspirasi bagi anak untuk selalu berbuat kebaikan dan mengingat semua kebaikan yang kita terima.



2. Putri yang ingkar kepada si Katak


Seorang Putri kerajaan yang memesona tengah asik bermain bola di pinggir sungai. Tanpa sengaja, ia menjatuhkan bola kesayangannya hingga masuk ke sungai. Putri sedih karena tak bisa mengambil bola ke sungai yang sangat dalam itu.

Disaat tengah bersedih, seekor Katak muncul ke permukaan dan memnayakan apa yang membuat Putri sedih. Sang Putri kemudian menceritakan apa yang terjadi pada Katak dan berjanji akan melakukan apa saja apabila bolanya kembali.

Katak membantu Putri dengan mengambil bola tadi ke dasar sungai yang dalam. Setelah berhasil mendapatkan bolanya kembali, Putri memilih pergi dan meninggalkan Katak. Sampai pada suatu malam, Katak mendatangi istana untuk menagih janji Putri dan Putri pun terpaksa menepati janjinya pada Katak.

Kemudian di malam ketiga, Katak yang buruk rupa berubah menjadi sosok pangeran yang mengejutkan Putri. Katak pun menjelaskan kronologi kejadian yang menimpanya, "Aku dikutuk oleh penyihir jahat menjadi seekor katak. Beruntung, aku bertemu denganmu yang menjadi syarat untuk melepaskan kutukan penyihir jahat itu," cerita pangeran.

Singkat cerita, pangeran kemudian mengajak Putri pulang ke istana milik sang orangtuanya. Keduanya pun memutuskan menikah disana dan hidup bahagia. Cerita ini mengajarkan anak untuk selalu mengingat pa yang telah dijanjikan, jadilah orang yang tidak beringkar.

3. Pohon apel, tentang kesetiaan seorang sahabat


Kisah pohon apel mengajarkan kita tentang kesetiaan seorang sahabat yang tak lekang oleh waktu. Diceritakan seorang anak kecil yang senang sekali bermain di bawah pohon apel. Hampir setiap hari anak itu habiskan waktunya untuk memanjat dan menikmati manisnya buah apel.

Ketika usia sang anak mulai remaja, ia pun sudah tak bermain-main lagi di bawah pohon apel tersebut. Pohon apel pun merasa sedih dan kesepian. Sampai suatu ketika, sang anak datang lagi. Saat anak itu kelaparan, pohon mengizinkannya untuk mengambil buah apel dan menjualnya ke pasar.

Suatu ketika, rumah anak itu kebakaran dan membuat ia serta keluarganya kebingungan untuk membangun kembali rumah mereka. Lagi-lagi pohon apel kembali menolongnya. Diambillah beberapa batang pohon apel sebagai pondasi rumah yang baru.

Tahun terus berganti, si anak kecil yang dulu ceria, kini sudah renta di makan usia. "Akhirnya kamu kembali," sapa pohon apel. "Kini aku sebatang kara, tak tahu harus ke mana. Hatiku menuntunku berjalan ke sini. Aku tak lagi butuh buahmu, aku hanya perlu bersandar," kata sosok anak kecil yang saat ini sudah paruh baya.

Kemudian, anak kecil yang sudah tua itu menghembuskan nafas terakhirnya di bawah pohon apel. Bahkan, ia dimakamkan tepat di samping pohon apel tersebut. Cerita anak ini mengajarkan bahwa persahabatan sejati tak akan meninggalkanmu. Ia akan selalu ada di tempat yang sama untuk menunggumu kembali dengan setianya.

4. Semut dan Belalang


Dongeng "Semut dan Belalang" mengajarkan pada kita bahwa kerja keras tak akan pernah mengkhianati hasil. Diceritakan terdapat seekor Belalang tengah bersantai sambil bernyanyi di bawah pohon rindang. Belalang memerhatikan kawanan semut dari kejauhan yang tengah bekerja keras mengumpulkan bahan makanan. Sesekali, Belalang mentertawakan apa yang sedang dikerjakan kawanan semut.

Kemudian Belalang mendekati kawanan semut. "Untuk apa bersusah payah mengumpulkan makanan? Toh, makanan melimpah ruah di sini," kata Belalang. "Musim dingin akan segera tiba. Kami mempersiapkan diri agar bisa bertahan hidup," jawab semut.

Belalang membiarkan ucapan semut sebagai angin lalu sampai musim dingin tiba, Belalang menangis karena merasa kedinginan serta kelapaan. Seluruh wilayah yang sebelumnya menyediakan banyak makanan pun mulai tertutup salju tebal.

Dari situlah Belalang menyadari bahwa usaha kerja yang dilakukan para semut itu ternyata membawa dampak besar bagi hidup mereka. Belalang pun menyesali kesombongannya di hari yang lalu. Itulah pelajaran yang bisa diajarkan, bahwa kerja keras akan berbuahkan hasil yang manis disuatu hari.

5. Putri Rambut Merah dan Burung Emas


Diceritakan hiduplah seorang putri berambut merah yang baik hati di sebuah kerajaan. Keindahan rambut sang putri membuat burung emas tertarik untuk bertandang ke balkon kamarnya.

Putri dan burung emas pun kompak melantunkan lagu pengantar tidur untuk seluruh rakyatnya.

Berkat senandung sang putri dan burung emas, rakyatnya selalu bermimpi indah hingga fajar tiba. Namun, semua berubah ketika penyihir jahat mengubah rambut merah putri menjadi hitam.

Putri sangat sedih dan mencurahkan segala isi hatinya pada burung emas. Nasib buruk itu terus terulang hingga 2 kali.

Suatu hari, ada seorang pangeran datang ke istana. Ia memberikan sehelai rambut merah milik sang putri. Rupanya, pangeran ini adalah teman semasa kecil putri.

Beruntung, keajaiban datan dan membuat rambut sang putri kembali menjadi warna merah setelah direndam oleh sang pangeran.

Berkat ketulusan Pangeran, kekuatan penyihir jahat pun sirna. Pangeran dan putri memutuskan untuk menikah. Seluruh rakyat pun menyambut gembira berita tersebut.

Dari kisah ini Mama bisa mengajarkan pada anak bahwa ketulusan dapat mengalahkan kejatahan, maka jadilah seseorang yang selalu berbuat kebaikan yang tulus kepada sesama.

6. Balas budi seekor semut kepada burung merpati


Cerita lainnya yang bisa dibacakan kepada anak dan tetap terdapat pesan moral di dalamnya adalah kisah balas budi seekor semut.

Pada dongeng ini, dikisahkan tentang seekor semut yang tak sengaja tergelincir ke sungai ketika sedang mencari makan. Tubuhnya yang kecil membuat semut hampir tenggelam ke dalam sungai.

Ia pun berteriak meminta tolong dan beruntung ada seekor burung merpati yang mendengar suara teriakan semut. Sang burung lantas membantu sembut dengan mengigit sehelai daun dan meminta semut untuk menaiki daun tersebut. Semut pun naik ke atas daun dan berhasil diselamatkan berkat burung merpati.

Di waktu yang lain, semut yang tengah mencari makan melihat seorang pemburu tengah mengincar burung merpati yang pernah menolongnya. Melihat hal itu, semut pun menolong burung dengan menggigit keras kaki pemburu.

Kaget dengan aksi semut yang tiba-tiba datang dan mengigit kakinya, sang pemburu tanpa sengaja menarik pelatuknya dan membuat burung merpati berhasil kabur.

Ketika keadaan sudah aman, burung merpati tadi menghampiri semut dan berterima kasih. Sang semut kemudian menjawab bahwa itu sudah semestinya ia lakukan sebagai bentuk balas budi karena pernah ditolong oleh merpati terlebih dahulu.

Dari cerita ini, Mama bisa mengajarkan kepada anak arti balas budi kepada orang lain. Meski orang tersebut dengan ikhlas membantu, namun hidup saling menolong tanpa memandang jenis atau fisik tentu menjadi hal positif dalam kehidupan sosialisasi.

7. Si rajin Badu


Dikisahkan terdapat seorang anak laki-laki bernama Badu yang tinggal bersama sang ibu. Pada suatu hari, terdapat seorang kakek tua yang menghampiri Badu saat tengah mengembala kambing-kambingnya di padang rumput.

Melihat Badu yang tengah asyik membaca buku di bawah pohon rindang, sang kakek berniat untuk menumpang duduk bersama Badu sambil melihat kambing-kambingnya makan.

Badu pun dengan senang hati mengizinkan kakek tua tersebut untuk duduk bersamanya. Bahkan, Badu juga menawarkan minuman kepada sang kakek. Setelah memberikan minum, Badu kembali melanjutkan kegiatannya.

Melihat hal tersebut sontak membuat kakek merasa heran dan bertanya apakah Badu tidak sekolah. Dengan raut wajah sedih, Badu menjawab bahwa ia dan sang ibu tidak memiliki cukup biaya untuk sekolah.

Badu kemudian menceritakan kepada kakek bahwa ia memiliki impian agar bisa sukses dan membahagiakan ibunya kelak nanti, namun sayang ibunya belum memiliki cukup uang untuk membiayai sekolahnya.

Keesokan paginya, Badu dikagetkan dengan suara sang ibu yang mengatakan bahwa Badu diterima di sebuah sekolah. Ia pun turut senang dan langsung pergi ke sekolah tersebut bersama sang ibu.

Sesampainya di sekolah, Badu terkejut ketika mengetahui bahwa kakek tua yang kemarin berbincang dengannya adalah kepala sekolah tempat ia akan belajar. Sang kakek berkata bahwa semangat Badu untuk bersekolah membuatnya tergerak untuk dapat menyekolahkan Badu.


Pesan moral dari dongeng ini yang bisa anak mama ambil adalah agar senantiasa tekun dan semangat menggapai impian. Dengan begitu, akan selalu ada jalan baginya untuk meraih impian tersebut.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama