Persiapan Melahirkan Anak Pertama

Siapa yang tak senang menyambut kelahiran anak pertama? Rasa tak sabar ingin melihat wajahnya bercampur dengan rasa gugup karena semakin mendekati tanggal persalinan. Tak jarang, kekawatiran akan proses persalinan yang “katanya” menyakitkan membuat calon ibu memfokuskan diri untuk mempersiapkan mental dan stamina.

Bisa juga, calon ibu lebih bersemangat untuk mempersiapkan kamar bayi, perlengkapan bayi seperti stroller, dan pakaian hingga terlupa bahwa ada banyak hal lain yang juga penting dipersiapkan sebelum melahirkan anak pertama. Padahal, persiapan yang baik di segala aspek mempengaruhi kelancaran persalinan.

Jika bisa dibagi ke dalam beberapa bagian, persiapan melahirkan anak pertama meliputi persiapan fisik, persiapan mental/psikis, persiapan finansial, termasuk di dalamnya mempersiapkan fasilitas dan pengetahuan seputar perawatan bayi baru. Meskipun persiapan persalinan kurang lebih sama untuk semua ibu hamil, namun persiapan melahirkan anak pertama biasanya butuh kehati-hatian karena ibu masih belum berpengalaman. Sempurnanya persiapan bisa membuat Ibu lebih tenang saat tanda-tanda persalinan mulai nampak.

Idealnya, persiapan dilakukan pada trimester tiga kehamilan. Meskipun HPL (Hari Perkiraan Lahir) masih sebulan kemudian, tidak ada salahnya calon ibu mulai mempersiapkan keperluan teknis seperti tas yang akan dibawa ke rumah sakit beserta buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang berisi catatan kehamilan Ibu dan catatan perkembangan bayi setelah lahir, serta dokumen lain yang dibutuhkan. Alasannya, persalinan bisa saja lebih cepat dari perkiraan dokter karena kondisi darurat.


Nah, agar lebih mudah dalam persiapan melahirkan anak pertama, Ibu bisa membuat check list beberapa hal di bawah ini:

Memilih tempat bersalin

Biasanya, memilih tempat bersalin sudah diputuskan sejak awal Ibu memilih dokter kandungan atau bidan. Dengan memilih rumah sakit yang sama dengan tempat Ibu melakukan kontrol kehamilan rutin, rekam medis sudah tersedia dan dokter yang menangani Ibu sudah paham dengan riwayat kesehatan Ibu. Kecuali, Ibu ingin melahirkan di kota asal (bukan di kota tempat ibu bekerja) sehingga persiapan melahirkan anak pertama harus dilakukan saat cuti melahirkan, termasuk survey tempat bersalin.

Orang tua baru biasanya cukup perfeksionis dalam persiapan melahirkan anak pertama. Beberapa kriteria yang biasanya menjadi pertimbangan dalam memilih tempat bersalin adalah:

1. Biaya persalinan
Biaya persalinan tidak semuanya mahal, apalagi sekarang banyak rumah sakit yang menerima BPJS Kesehatan selama sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Jika tidak menggunakan BPJS atau asuransi swasta, Ibu tetap dapat memilih tempat bersalin yang sesuai dengan budget. Yang penting, Ibu percaya dengan kualitas tenaga kesehatan yang membantu persalinan. Melihat review-nya di internet juga bisa dilakukan agar bisa mengetahui tingkat kepuasan pasien. Namun, jika Ibu mengutamakan kenyamanan pra dan pasca persalinan dan memilih rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap, tidak ada salahnya mengeluarkan harga sedikit mahal, asalkan tetap sesuai dengan kemampuan. Jangan lupa, segera sisihkan uang sejumlah biaya persalinan, baik tunai maupun di rekening yang disertai kartu debet/kredit.

2. Fasilitas yang ditawarkan
Saat membandingkan harga, bandingkan pula fasilitas yang ditawarkan, seperti jenis bed, jumlah bed dalam satu ruangan, kasur atau sofa untuk penunggu pasien, air hangat, AC, dan makanan. Perlu juga dipertimbangkan fasilitas rumah sakit bagi suami atau anggota keluarga yang menunggu seperti kantin, musholla, mesin ATM dan pembayaran menggunakan kartu debit/kredit di kasir.

3. Reputasi dokter pengganti/bidan
Meskipun memilih dokter yang sesuai kriteria berada pada daftar paling atas persiapan melahirkan anak pertama, seringkali dokter yang bersangkutan sedang tidak bertugas saat Ibu melahirkan. Ini biasa terjadi pada persalinan spontan. Untuk mengantisipasinya, tanyakan pada dokter tentang dokter pengganti maupun bidan. Pastikan mereka pro normal (mendukung persalinan normal/tidak mudah menyarankan operasi caesar), melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini), pro ASI, dan sabar.

4. Fasilitas NICU
Tidak jarang, bayi mengalami masalah pasca persalinan yang membuatnya harus dirawat intensif di NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Karena tidak semua rumah sakit memiliki NICU, setidaknya tempat Ibu bersalin tidak jauh lokasinya dengan RS yang memiliki fasilitas ini.

Menentukan metode persalinan

Semakin majunya teknologi kedokteran ternyata membuat metode persalinan semakin beragam. Tidak hanya persalinan normal dan caesar, metode persalinan di dalam air atau waterbirth semakin banyak digunakan. Penggunaan teknik hipnotis diri untuk mengurangi rasa sakit saat menjelang dan selama persalinan yang populer dengan nama hypnobirthing juga banyak dipraktikkan. Selain disesuaikan dengan kondisi kesehatan Ibu, metode persalinan yang dipilih juga akan menentukan lokasi persalinan, tenaga kesehatan yang terlibat (dokter/bidan/doula), biaya yang diperlukan, perlu tidaknya mengambil kelas persiapan persalinan, serta peralatan yang dibutuhkan jika persalinan dilakukan di rumah.

Mempersiapkan dokumen

Persiapan melahirkan anak pertama tidak hanya seputar rumah sakit, namun juga meliputi persiapan administrasi. Untuk masalah ini, biasanya suami yang akan banyak berkontribusi karena kondisi Ibu menjelang persalinan sudah tidak kondusif untuk mengurus administrasi. Namun, tidak ada salahnya Ibu membantu mempersiapkan segala kelengkapan dokumen yang diperlukan untuk mendaftar di rumah sakit. Paling tidak, Ibu perlu mempersiapkan KTP Ibu dan suami beserta fotokopinya. Jika menggunakan BPJS, sertakan Kartu Keluarga dan fotokopinya, kartu BPJS dan fotokopinya, surat rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama, serta buku KIA. Masukkan ke dalam satu folder khusus dan letakkan bersama dengan tas bersalin agar tidak tertinggal.

Beberapa rumah sakit menyediakan layanan pembuatan akte kelahiran. Tidak ada salahnya Ibu juga mempersiapkan akta nikah, KTP, KK, yang kemudian dilengkapi dengan surat keterangan lahir dari RS. Selain itu, untuk mengantisipasi terjadinya kejadian gawat darurat pasca persalinan, bayi dapat didaftarkan menjadi peserta BPJS paling lambat 3x24 jam setelah dilahirkan.

Mempersiapkan tas bersalin

Tas bersalin berisi perlengkapan Ibu dan bayi selama di rumah sakit. Sebaiknya, perlengkapan untuk Ibu dan bayi dimasukkan ke dalam tas terpisah. Jangan lupa minta suami untuk mempersiapkan keperluan pribadinya agar selama mendampingi Ibu di rumah sakit tidak perlu bolak-balik pulang untuk mengambil barang.

Berikut ini adalah keperluan untuk Ibu di rumah sakit:
  • Baju menyusui (3)
  • Bra menyusui (3) dan celana dalam tidak ketat (4)
  • Kain jarik (1) untuk dipakai menjelang dan setelah persalinan
  • Satu pak pembalut untuk nifas (jika RS tidak menyediakan)
  • Gurita (3) untuk menyangga perut
  • Breast pump, untuk mengeluarkan ASI saat bayi sudah kenyang
  • Breast pad untuk menyerap rembesan ASI
  • Apron atau celemek menyusui, siapa tahu penjenguk datang saat bayi harus menyusu
  • Buku, gadget, kitab suci, apapun yang bisa mengisi waktu selama menunggu bukaan lengkap
  • Handuk dan toiletries

Berikut ini adalah keperluan untuk bayi:
  • Baju dan celana 4 stel
  • Sarung tangan dan kaki ( 2 pasang)
  • Popok kain atau diapers, tergantung pilihan
  • Topi/kupluk (2)
  • Kain bedong (4)
  • Minyak telon, tisu, tissue basah
  • Selimut, jika selimut RS kurang hangat
  • Handuk lama, karena biasanya seratnya lebih mudah menyerap air
  • Bantal bayi
  • Hand sanitizer, untuk penjenguk yang terkadang menyentuh wajah bayi

Saat persiapan melahirkan anak pertama, biasanya isi tas bersalin cukup lengkap karena ibu kuatir ada yang terlewat. Barang-barang baru pun mendominasi, khususnya perlengkapan bayi. Biasanya, saat melahirkan anak kedua, Ibu bisa lebih mudah menyeleksi isi tas bersalin agar hanya membawa sesuai keperluan, sekaligus membawa barang-barang yang dulu saat persalinan pertama belum terpikir untuk dibawa namun ternyata dibutuhkan.

Senam hamil secara rutin

Salah satu persiapan melahirkan anak pertama yang bisa dilakukan sejak awal kehamilan adalah senam hamil. Tidak hanya berfungsi untuk menjaga kebugaran tubuh secara menyeluruh, senam hamil juga dapat mengurangi keluhan yang muncul saat kehamilan semakin membesar, juga mempersiapkan tubuh untuk proses melahirkan. Dalam situs American Pregnancy Association, disebutkan bahwa ibu hamil yang kehamilannya tidak berisiko dapat melakukan senam hamil 20-30 menit sehari, 3-4 kali seminggu. Prenatal yoga adalah salah satu jenis senam hamil yang disarankan karena termasuk olahraga low impact namun besar manfaatnya.

Senam hamil dapat dilakukan di rumah sakit, studio yoga, atau dilakukan mandiri di rumah dengan bantuan video. Khusus kehamilan di atas 36 minggu, biasanya bidan/instruktur senam akan membantu ibu berlatih cara mengejan yang benar. Namun, jika kehamilan Ibu berisiko, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Perlengkapan di rumah

Biasanya, persiapan melahirkan anak pertama banyak diwarnai oleh “lapar mata” dan “jaga-jaga”. Kegiatan berbelanja kebutuhan bayi saat kehamilan Ibu memasuki trimester 3 bisa menjadi kegiatan rekreatif sekaligus menguras kocek. Bagaimana tidak, pakaian imut, mainan bayi, belum baby gear semacam stroller tidak mungkin tidak diperlukan.

Agar anggaran tidak bocor, buat daftar keperluan bayi yang bisa disiapkan sebelum anak pertama lahir. Karena, jika Ibu sudah melahirkan, akan sulit meluangkan waktu untuk membeli berbagai macam keperluan bayi sesuai selera. Kecuali, ibu membelinya di online shop.

Berikut ini adalah keperluan bayi yang perlu disediakan di rumah:
  • Stok pakaian (lengan panjang, pendek, kancing depan, celana pendek dan panjang, pakaian tidur dan pakaian pergi, jaket) untuk usia newborn hingga 6 bulan
  • Perlengkapan mandi (handuk, waslap, bak mandi bayi, toiletries, baby bather atau dudukan untuk mandi bayi)
  • Perawatan bayi (minyak telon, krim untuk ruam popok, sisir, baby oil untuk pijat bayi, termometer)
  • Perlak, kain alas, selimut, kain bedong, sapu tangan, sprei waterproof, kasur bayi, bantal bayi, kelambu portable atau obat anti nyamuk yang aman bagi bayi
  • Diapers atau cloth diapers. Jika cloth diapers, sediakan jumlah yang cukup
  • Jemuran berbentuk gurita untuk menjemur pakaian mungil, serta deterjen khusus bayi bila perlu
  • Gendongan bayi, pilih yang nyaman dipakai
  • Baby gear seperti stroller, baby bouncer (dudukan bayi), boks bayi, car seat. Jika dana terbatas, pertimbangkan untuk menyewa, membeli bekas, atau menggunakan milik saudara yang sudah tidak dipakai
  • Mainan (playmat/alas bermain, buku bayi, rattle/kerincing, dll sesuai usianya)
  • Perlengkapan menyusui (selain breast pad dan apron, ibu bekerja bisa menambahkan breast pump, dot, botol/kantong penyimpanan ASI dengan label, tas ASI dengan penahan suhu, ice pack, freezer, sterilizer, deterjen khusus dan sikat untuk membersihkan botol.
  • Tas bayi (ukuran kecil dan besar untuk keperluan berbeda)

Jangan lupa, atur kamar bayi agar memenuhi syarat kesehatan dan keamanan: minimalisir penyimpanan barang di kamar agar tidak banyak debu, ada akses untuk cahaya matahari, sirkulasi udara yang baik. Jika bayi tidur bersama Ibu di dipan, kurangi risiko bayi terjatuh dengan memberi pengaman di sisi badan bayi atau meletakkan kasur di lantai.

Belajar tentang tahapan persalinan

Pengetahuan tentang tahapan persalinan tidak boleh dilewatkan dalam pada saat persiapan melahirkan anak pertama khususnya karena Ibu belum pernah mengalami sebelumnya. Dengan mengetahui secara detail, Ibu bisa lebih siap menghadapi persalinan. Yang perlu diketahui antara lain frekuensi dan durasi kontraksi, teknik pernapasan saat kontraksi dan mengejan, tanda pecah ketuban, detak jantung bayi dan jumlah tendangan, apa yang harus dilakukan dalam kondisi darurat, dan sejenisnya.

Belajar tentang perawatan bayi

Saat persiapan melahirkan anak pertama, Ibu disarankan untuk belajar tentang perawatan bayi baik melalui bahan bacaan, video, atau mengikuti kelas khusus. Cara menyusui yang tepat, cara memandikan bayi, cara menggendong, teknik pijat bayi, cara menangani kolik, semua ada ilmunya. Namun, semua ilmu ini akan dikuasai ibu dengan baik seiring dengan waktu.

Menyiapkan support system

Baik ibu bekerja maupun ibu rumah tangga, support system diperlukan untuk membantu ibu dalam menjalani peran barunya. Hal ini akan berpengaruh bagi kesehatan fisik dan mental ibu kelak. Diskusikan dengan suami dan keluarga dekat bagaimana mereka dapat membantu. Jangan sampai, persiapan melahirkan anak pertama dilakukan sendiri. Kelelahan fisik dan mental pada ibu baru dapat menyebabkan baby blues yang berujung depresi postpartum. Bagi ibu bekerja, mencari daycare maupun pengasuh sebaiknya dilakukan sebelum persalinan agar ibu bisa fokus merawat bayi setelah ia lahir.

Menyisihkan dana sosial

Di banyak daerah di Indonesia, terdapat sejenis syukuran yang biasanya dilakukan saat bayi baru lahir. Umat Islam biasanya melakukan aqiqah, orang Jawa memberikan bingkisan makanan pada para teman dan kerabat yang telah menjenguk, ada juga yang mengadakan syukuran. Apapun itu, dananya perlu dipersiapkan karena biasanya cukup besar, tergantung dari kebiasaan keluarga dan lingkungan tempat tinggal Ibu. Tanpa mengikuti adat pun, sebagai tuan rumah tidak mungkin jika tidak menyuguhkan sesuatu pada tamu yang menjenguk. Tidak perlu pusing masalah ini Bu, anggap saja berbagi kebahagiaan dan sesuai kemampuan.

Siap mental!

Yup, mempersiapkan mental jangan sampai terlewat dalam proses persiapan melahirkan anak pertama. Tanamkan dalam pikiran bahwa Ibu dapat menjalani persalinan dengan lancar dan semua akan baik-baik saja. Perbanyak rasa syukur, afirmasi positif, dan lakukan hal-hal yang menyenangkan sebelum anak pertama lahir.

Yuk, segera cek kesiapan Ibu. Pastikan semua sesuai kebutuhan, ya. Jangan lupa memohon kelancaran persalinan pada Yang Diatas!
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama