Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi atau proses-
proses yang terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer
dan dilandasi oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut
bisa dipelajari secara ilmiah (Law and Kelton, 1991).
Dalam
simulasi digunakan komputer untuk mempelajari sistem secara numerik,
dimana dilakukan pengumpulan data untuk melakukan estimasi statistik
untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem.
Simulasi
merupakan alat yang tepat untuk digunakan terutama jika diharuskan untuk
melakukan eksperimen dalam rangka mencari komentar terbaik dari
komponen-komponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan
memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba secara riil. Dengan
melakukan studi simulasi maka dalam waktu singkat dapat ditentukan
keputusan yang tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena
semuanya cukup dilakukan dengan komputer.
Pendekatan simulasi
diawali dengan pembangunan model sistem nyata. Model tersebut harus
dapat menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam sistem saling
berinteraksi sehingga benar-benar menggambarkan perilaku sistem. Setelah
model dibuat maka model tersebut ditransformasikan ke dalam program
komputer sehingga memungkinkan untuk disimulasikan.
Ø Pemodelan Sistem dan Simulasi
Sistem
adalah kumpulan obyek yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan logis dalam suatu lingkungan yang kompleks. Obyek yang
menjadi komponen dari sistem dapat berupa obyek terkecil dan bisa juga
berupa sub-sistem atau sistem yang lebih kecil lagi. Dalam definisi ini
disertakan elemen lingkungan karena lingkungan sistem memberikan peran
yang sangat penting terhadap perilaku sistem itu. Bagaimana
komponen-komponen sistem itu berinteraksi, hal itu adalah dalam rangka
mengantisipasi lingkungan.
Mengamati sistem bukan hanya
mendefinisikan komponen-komponen pendukung sistem, tetapi lebih dari
dari itu harus pula mengetahui perilaku dan variabel-variabel yang ada
di dalamnya. Paling tidak analisis terhadap sistem harus dapat membuat
konsepsi tentang sistem itu.
Ada beberapa cara untuk dapat
merancang, menganalisis dan mengoperasikan suatu sistem. Salah satunya
adalah dengan melakukan pemodelan, membuat model dari sistem tersebut.
Model
adalah alat yang sangat berguna untuk menganalisis maupun merancang
sistem. Sebagai alat komunikasi yang sangat efisien, model dapat
menunjukkan bagaimana suatu operasi bekerja dan mampu merangsang untuk
berpikir bagaimana meningkatkan atau memperbaikinya.
Model
didefinisikan sebagai suatu deskripsi logis tentang bagaimana sistem
bekerja atau komponen-komponen berinteraksi. Dengan membuat model dari
suatu sistem maka diharapkan dapat lebih mudah untuk melakukan analisis.
Hal ini merupakan prinsip pemodelan, yaitu bahwa pemodelan bertujuan
untuk mempermudah analisis dan pengembangannya.
Melakukan
pemodelan adalah suatu cara untuk mempelajari sistem dan model itu
sendiri dan juga bermacam-macam perbedaan perilakunya.
Berikut ini adalah gambaran dari aneka cara mempelajari sistem.
[Sumber : Law and Kelton, 1991]
Eksperimen dengan sistem aktual vs eksperimen dengan model sistem.
Jika suatu sistem secara fisik memungkinkan dan tidak memakan biaya yang besar untuk dioperasikan sesuai dengan kondisi (scenario) yang kita inginkan maka cara ini merupakan cara yang terbaik karena hasil dari eksperimen ini benar-benar sesuai dengan sistem yang dikaji. Namun sistem seperti itu jarang sekali ada dan penghentian operasi sistem untuk keperluan eksperimen akan memakan biaya yang sangat besar. Selain itu untuk sistem yang belum ada atau sistem yang masih dalam rancangan maka eksperimen dengan sistem aktual jelas tidak bisa dilakukan sehingga satu-satunya cara adalah dengan menggunakan model sebagi representasi dari sistem aktual.
Model fisik vs Model Matematis.
Model
fisik mengambil dari sebagian sifat fisik dari hal-hal yang diwakilinya,
sehingga menyerupai sistem yang sebenarnya namun dalam skala yang
berbeda. Walaupun jarang dipakai, model ini cukup berguna dalam rekayasa
sistem. Dalam penelitian, model matematis lebih sering dipakai jika
dibandingkan dengan model fisik. Pada model matematis, sistem
direpresentasikan sebagai hubungan logika dan hubungan kuantitatif untuk
kemudian dimanipulasi supaya dapat dilihat bagaimana sistem bereaksi.
Solusi Analitis vs Simulasi.
Setelah
model matematis berhasil dirumuskan, model tersebut dipelajari kembali
apakah model yang telah dikembangkan dapat menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan tujuan mempelajari sistem. Jika model yang dibentuk
cukup sederhana, maka relasi-relasi matematisnya dapat digunakan untuk
mencari solusi analitis. Jika solusi analitis bisa diperoleh dengan
cukup mudah dan efisien, maka sebaiknya diigunakan solusi analitis
karena metode ini mampu memberikan solusi yang optimal terhadap masalah
yang dihadapi. Tetapi seringkali model terlalu kompleks sehingga sangat
sulit untuk diselesaikan dengan metoda-metoda analitis, maka model
tersebut dapat dipelajari dengan simulasi. Simulasi tidak menjamin
memberikan hasil yang optimal melainkan dijamin bahwa hasilnya mendekati
optimal.
Ø Klasifikasi Model Simulasi.
Pada dasarnya model simulasi dikelompokkan dalam tiga dimensi yaitu [Law and Kelton, 1991] :
a) Model Simulasi Statis dengan Model Simulasi Dinamis.
Model
simulasi statis digunakan untuk mempresentasikan sistem pada saat
tertentu atau sistem yang tidak terpengaruh oleh perubahan waktu.
Sedangkan model simulasi dinamis digunakan jika sistem yang dikaji
dipengaruhi oleh perubahan waktu.
b) Model Simulasi Deterministik dengan Model Simulasi Stokastik.
Jika
model simulasi yang akan dibentuk tidak mengandung variabel yang
bersifat random, maka model simulasi tersebut dikatakan sebagi simulasi
deterministik. Pada umumnya sistem yang dimodelkan dalam simulasi
mengandung beberapa input yang bersifat random, maka pada sistem seperti
ini model simulasi yang dibangun disebut model simulasi stokastik.
c) Model simulasi Kontinu dengan Model Simulasi Diskret.
Untuk
mengelompokkan suatu model simulasi apakah diskret atau kontinyu,
sangat ditentukan oleh sistem yang dikaji. Suatu sistem dikatakan
diskret jika variabel sistem yang mencerminkan status sistem berubah
pada titik waktu tertentu, sedangkan sistem dikatakan kontinyu jika
perubahan variabel sistem berlangsung secara berkelanjutan seiring
dengan perubahan waktu.
Thank you, your article is very good
BalasHapusviagra asli
cialis asli
viagra jakarta
viagra asli jakarta
toko viagra jakarta
jual viagra jakarta
agen viagra jakarta
toko viagra asli
jual viagra asli
jual viagra
toko viagra
agen viagra
cialis jakarta
cialis asli jakarta
titan gel asli
titan gel jakarta
titan gel asli jakarta
viagra cod jakarta
obat viagra jakarta
obat viagra asli
viagra usa
viagra original
obat viagra
obat kuat viagra
jual cialis
toko cialis
obat cialis
obat cialis asli
obat kuat cialis
obat cialis jakarta
toko cialis jakarta
jual cialis jakarta
agen cialis jakarta
toko titan gel
jual titan gel
vitamale asli
permen soloco asli
maxman asli
vimax asli
viagra
titan gel
hammer of thor
hammer of thor asli
hammer of thor jakarta
hammer of thor asli jakarta