Usia Wanita Jomblo

Kalau diibaratkan lampu pengatur lalu lintas, maka usia seorang wanita bisa dibagi menjadi tiga bagian: hijau, kuning, dan merah. Nah, dari ketiga warna tersebut kita bisa menganalogikan sebuah hubungan antara kejombloan seorang wanita dan tingkat kecemasan dalam mendapatkan pasangan.


Berikut saya paparkan arti dari masing-masing warna.

Lampu Hijau

Yang masuk dalam kelompok lampu hijau adalah mereka berusia 18-24 tahun, dan dalam urusan pasangan mereka cenderung hidup care-free--tidak terlalu memikirkannya dan biasanya lebih fokus kepada karir. Mereka percaya kalau usia mereka masihlah muda dan masih banyak kesempatan untuk urusan asmara. Jadi, tidak aneh kalau wanita di grup lampu hijau punya pandangan dan semangat idealis dan jual mahal.

Walaupun demikian, kelompok lampu hijau tetap banyak peminatnya. Karena bagi kebanyakan pria, wanita di usia ini terlihat "segar" dan menawan. Sehingga tak heran jika persaingan untuk mendapatkan wanita grup lampu hijau akan membutuhkan sumberdaya ekstra, baik dari sisi uang, strategi, ataupun tenaga.

Bagi wanita di kelompok lampu hijau, pernikahan biasanya belum menjadi sebuah prioritas. Tapi bukan berarti tidak ada sama sekali. Bahkan sekarang sepertinya ada trend yang menunjukkan peningkatan jumlah pernikahan di kelompok usia ini.


Lampu Kuning

Ketika seorang wanita melewati usia 24 tahun dan masih jomblo, maka dia akan memasuk fase lampu kuning. Di usia ini tekanan untuk mendapatkan pasangan akan semakin besar terutama yang datang dari pihak keluarga. Tak hanya itu, dari dalam dirinya sendiripun muncul berbagai macam kekhawatiran tentang status jomblonya mengingat usianya yang semakin bertambah.

Meskipun usia 25-28 merupakan usia yang relatif muda, tapi banyak wanita yang berada di kelompok usia ini menganggap dirinya tidak demikian. Apalagi jika sampai usia tersebut dirinya masih juga belum punya pasangan.

Tingkat kekhawatiran wanita di grup lampu kuning akan meningkat seiiring pertambahan usia yang makin mendekati usia 28 tahun, dan ini berlaku pada hampir seluruh wanita, terlepas dari latar belakang dan kondisi ekonominya.

Bagi pria, wanita di grup 25-28 tahun tidak bisa lagi dipandang sebagai kelompok "innocent". Dengan melakukan pendekatan pada wanita kelompok lampu kuning, maka seorang pria harus tahu betul bahwa tuntutan/resiko yang dihadapi adalah keseriusan untuk menuju pernikahan.

Dalam pandangan saya, usia lampu kuning adalah usia yang ideal bagi para pria yang ingin mendapatkan isteri. Karena di usia ini mereka sudah lebih dewasa dan realistis, namun masih memiliki pesona "segar" yang dimiliki oleh wanita di grup lampu Hijau.

Tantangan yang biasanya dihadapi oleh para pria adalah jika usia mereka sebaya dengan kelompok lampu kuning. Banyak kasus yang mengindikasikan bahwa wanita kelompok lampu kuning lebih suka dengan pria yang usianya berada di atas mereka. Alasannya, pria yang lebih tua dianggap lebih bisa dewasa dan lebih bisa "ngemong". Sebuah alasan yang mungkin ada benarnya.


Lampu Warna Transisi

Sebelum memasuki rentang waktu berikutnya, seorang wanita akan memasuki masa peralihan dari lampu kuning ke merah, yaitu usia 29 tahun. Apabila dalam usia ini seorang wanita masih saja jomblo, maka rasa was-was sudah pada tingkat yang lebih tinggi.

Tekanan, penantian, dan harapan diri untuk segera mendapatkan pasangan hidup membuat mereka lebih sensitif terhadap pertanyaan-pertanyaan seputar pernikahan. Jangan heran apabila wanita di kelompok ini cenderung menanggapi sinis pertanyaan "Kapan nih undangannya?" atau enggan untuk datang ke pesta pernikahan tanpa ada yang menemani.

Mereka yang berada pada kelompok usia 29 tahunan dan masih jomblo bukan tidak mungkin sudah mulai mengandalkan teman dan kerabat untuk dijodohkan. Karena acapkali kesibukkan kantor menyisakah hanya sedikit waktu untuk bisa fokus mencari pasangan.


Lampu Merah

Ketika seorang wanita jomblo memasuki usia 30, maka mau-tidak-mau lampu akan berubah merah dan memasuki zona khawatir tingkat tinggi. Betapa tidak, seorang wanita jomblo yang berusia 30an tak hanya mendapat tekanan dari keluarga dan diri sendiri tapi juga tekanan dari sisi lainnya, seperti sisi kesehatan tentang kehamilan, tingkat kecantikan yang berkurang, dan sisi persaingan dari mereka yang lebih muda.

Bagi pria, wanita di usia ini tetaplah menarik namun persyaratan yang diajukan biasanya lebih berat. Sang pria harus benar-benar meyakinkan bahwa dirinya berkomitmen penuh pada pernikahan. Tak jarang dirinya juga harus menjawab lagi-dan-lagi pertanyaan seputar keputusannya untuk tidak memilih yang lebih muda.

Hal terberat yang harus dihadapi seorang pria ketika memilih wanita di kelompok usia 30+ adalah untuk bersikap dewasa. Karenanya tidak jarang wanita di kelompok usia ini lebih memilih pria yang lebih tua dengan anggapan tingkat kedewasaan sang pria sudah lebih baik dibanding pria lain yang usianya lebih muda.

Seorang wanita jomblo yang berada di grup lampu merah mungkin harus lebih realistis dengan standar jodoh yang diterapkan. Mengharapkan pria yang yang lebih tua, mapan, dan belum pernah menikah merupakan hal yang wajar. Tapi, hanya berpatokan pada hal tersebut mungkin bukan sebuah tindakan yang realistis.

Pada usia 30+, bukankah peluang mendapatkan jodoh akan lebih besar jika seorang wanita jomblo juga membuka peluang bagi para duda, sebaya, atau bahkan yang lebih muda? Jika memang dikehendaki dan ikhlas, bisa juga ditempuh dengan menjadi isteri kedua seorang pria yang seiman, memiliki ahlak yang bagus, bertanggung jawab, mampu, dan ahli ibadah.

Betul, jodoh di tangan Tuhan dan sah-sah saja untuk punya persyaratan tertentu, tapi saya pikir tidak ada salahnya juga untuk mempertimbangan pintu-pintu jodoh lainnya dan tidak hanya mengandalkan harapan untuk mendapatkan pria yang belum pernah menikah sebelumnya.

Apapun pilihannya, satu hal yang HARUS dipegang teguh adalah keimanan kita kepada Allah. Jangan sampai kejombloan malah membuat kita menggadaikan keimanan demi sebuah pernikahan. Karena yang demikian hanya akan membuat kesabaran dan usaha yang kita tempuh menjadi sia-sia dan tidak mendapat keberkahan.

Ingat, hidup jomblo memang suka mengkhawatirkan, tapi bila kita bisa mengubah kekhawatiran tersebut menjadi sebuah keihklasan, maka keikhlasan tersebut justru dapat mendekatkan kita dengan jodoh yang selama ini kita nanti-nanti.
Kalau bisa dianalogikan, maka usia wanita jomblo dapat disandingkan dengan warna traffic light: hijau, kuning, dan merah. Warna-warna tersebut mewakili tingkat kekhawatiran yang dimiliki para wanita jomblo berdasarkan kelompok usianya.

Bagi pria yang sedang mencari pasangan, kelompok warna tersebut bisa digunakan sebagai pertimbangan dalam mengejar wanita impian. Bagi wanita jomblo, pengelompokkan tersebut bisa dijadikan bahan untuk mengatur strategi dalam mencari jodoh.

1 Komentar

Posting Komentar
Lebih baru Lebih lama